pulau mentawai

aman lau-lau

Aman Lau-lau merupkan salah satu Sikerei yang sudah lama tinggal di pulau Mentawai Sumatra Barat Indonesia. Sikerei adalah nama lain dari Tabib bagi suku mentawai orang ini di anggap sakti dan mampu menyebuhkan berbagai penyakit, memanggil roh dan berkomunikasi dengan alam. Tidak mudah bagi orang suku mentawai untuk menjadi Sekerei perlu ke gigihan dan tekat yang kuat akan banyak uijian dan upacara yang harus di lakukan dan para calon Sikerei harus bisa melaluinya.

senyum ceria

Senyuman dan sapaan “ALOITA” akan kamu dengarkan setiap hari di pulau mentawai ini yang artinya apakabar, selamat datang, sehat-sehat, tetap semangat, selamat jalan. Jadi satu kata itu sangat berarti di pulau ini teman-teman. mereka sangat ramah ketika berjumpa dengan orang yang datang dari luar pulau mereka, kesukaan mereka adalah rokok, karena rokok di pulau ini dianggap sebagai “OBAT” dan simbol “PERSAHABTAN”. Jadi kalu kamu datang ke pulau ini jangan lupa bawa rokok yang banyak yang teman, tidak harus mahal bawa rokok gulung juga boleh…!!!

pohon sagu

Pohon Sagu merupakan tumbuhan yang sangat penting di pulau mentawai karena menjadi makanan pokok, sarinya di ambil dengan alat yang sangat sederhana di olah untuk menajadi makan sehari-hari mereka. Daun pohon sagu ini mereka buat juga untuk menjadi  atap rumah di kampung. jadi kalau kamu datang ke pulau mentawai jangan harap mudah untuk belik beras atau roti ya. sabaiknya kamu harus bawa kebutuhan makanan ketika datang ke pulau ini. Orang-orang suku Menetawai mereka bahkan memasak tampa garam. mereka tidak suka garam dan tidak suka pedas.

geopark kaldera toba

Masih menkjadi sebuah misteri yang belum dapat di simpulkan dari hasil penelitian ahli-ahli geologi dari seluruhb penjuru angin akan letusan gunung api raksasa toba sekitar 74.000 tahun lalu, yang membentuk danau kaldera terbesar dan tertinggi di dunia. yang meneruskan menurut Reinouut Willem van Bemmelen (Geolog Belanda) imuan pertama yang membuat teori tentang letusan gunung api super Danau Toba Wing Easton (1890, 1896), Vols (1909) dan Klein (1917) yang telah mengidentifikasi banyak jenis batuan vulkanik di kawasan danau ini, Geolog Belanda Pertama kali menginjak kaki di danau toba pada tahun 1939 dan menyimpulkan bahwa danau toba adalah kaldera gunung berapi karena melihat bnyak batuan gunung berapi di daratan sekitar danau toba dan di tulis di bukunya yang berjudul “The Geologi of Indonesia” dan menuliskan hubungan genetika antara kekuatan tektonik dan vulkanik yang membetuk danau toba. Bemellen Menjelasakan bahwa danau toba terbentuk dengan sekali letusan yang sangat besar akibat oengangkatan “Tumor Batak”. yang berdiri diatas sesar tiba tiba melebar dan terjadi pen gangkatan dari bawah yang membentuk kubah (dome). panjangnya 275 km dan lebar 150 km, ini merupakan fase awal pembentukan gunung toba, tetapi pendapat Bemellen ini tidak bertahan lama kemudian di koreksi olleh Verstappen (Geolog Belanda) 1961-1973 mendapat bukti bahwa cekungan toba telah da sebalum letusan besar. 

 

lain lagi hasil penelitian Craig A Chesner, Geolog dari Estern Illinois University sejak thaun 1980 an telah melakukan penelitian dan WI Rose geolog dari Michigen Technologi Univesity, geolog ini meyimpulkan bahwa terbentuknya danau toba melalui 4 fase letusan besar, 3 kali diantaranya terjadi dalam 1 juta tahun terahir dan letusan awal terjadi 1,2 juta tahun lalu (Harangaol Decite tuff) yang menciptakan kaldera Haranggaol. letusan berikutnya terjadi sekitar 840.000 tahun lalu (oldest toba tuff/ott). yang menciptakan kaldera sebalah timur danau toba (parapat dan porsea). sekitar 501.000 tahun lalu (midle toba tuff/mtt) menciptakan kaldera utara di silalahi dan haranggaol, letusan terahir 75.000 tahaun yang lalu (youngest tuff/ytt) yang terdasyat yang membenntuk danau toba yang sekarang dimana volume materi vulkaniknya (magma) sebesar 2.800 km3, tinggi kolomnya mencapai 40 km dan kedasyatannya 8 VEI ( volacanic explosivity index) serta sebaran panasnya 200.000 km3 menyebabkan suhu awan panas 550 cesius. Chesner menyebutkan luncuran  awan panas letusan yougest toba tuff menutupi area seluas 20.000 km3, menumbun daratan sumatera dari samudra hindia di sebelah barat sampai ke selat malaka di sebelah timur. ketebalan timbunan material awan panas rata-rata 100m an di beberapa area mencapai 400m, serta menyembutkan abu yang menutupi wilayah seluas 4.000.000 km3

jejeak abu vulkani toba ditemukan di pahang, perak (Malaysia) yang jaraknya lebih dari 400km dan ketebalannya 1,5 m sampai 6 m bahkan sampai di india, laut arab dan laut cina selatan. Letusan gunung toba hampir 3 kali lipat dari letusan gunung Yellowstone di Amerika megakibatkan hujan asam asam blerang selama 6 tahun jejaknya tertimbun sampai di Greenland dan badai debu yag di timbulakan berlangung selama 200 tahun, begitu juga dengan terhalangnya sinar matahari hingga 90% sehinnga tidak terjadi penguapan yang berdampak terhadap suhu lautan menjadi turun drastis ke titik 5 Celsius selama ribuan tahun mnegakibatkan bumi kering, dingin dan gelap selama 6 tahun tumbuhan banyak yang mati, ahirnya banyak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia, di perkirakan manusia yang hidup di masa itu hanya 5000 orang.

Setelah malapetaka alam yang terdasyat dalam sejarah kehidupan manusia di muka bumi ini. Mega letusan gunung toba menciptakan kaldera seluas 1.780 km2 dan ketinggian rata-rata tenbing kaldera toba 1.800 meter diatas permukaan laut, keberagamana  geologi dunia (Geoheritage) yang dapat dilihat langsung di sekitar kawasan danau air tawar yang tertinggi dan terbesar di dunia. berlatarbalakang geoheritage di atas kaldera toba telah di jadikana sebagai taman bumi  nasional (national geopark) yang secara resmi di anugrahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono padan tahun 2015 dengan tujuan agar kelesatarian danau toba sebagai titipan generasi mendatang saat ini dapat terjaga dengan baik bahkan pernah di usulkan menjadi GGN-UNESCO walaupun belum bisa lolos karena beberapa kriteria yang dibuat belum dapat dipenuhi dan badan ini pun memberikan kesempatan untuk kedua kalinya di tahun 2017.

Taman Bumi Danau Toba atau Geopark Kaldera Toba (GKT) adalah sebuah konsep management pengembagan kawasan secara berkelanjutan yang memandu tiga keragaman alam yaitu: 

 

1. GEO DIVESITY yaitu seperti  panorama air terjun sipiso-piso, panorama tongging, panorama tele, haranggaol, parapat, paropa, pusuk buhit, muara dll

2. BIO DIVESITY yaitu seperti buah kesemak, markisah, mangga, terung belanda, pisang bakkara, jeruk madu, dan 14 jenis kopi dll

3. CULTURAL DIVERSITY yaitu seperti totor toba, karo, simalungun, pakpak, rumah traditional batak toba,karo, simalungun, pakpak, sarkopagus batu kursi alat tenun tradisional dll